"Ikutilah apa yang telah diwahyukan kepadamu dari Rabbmu; tidak ada Ilah selain Dia; dan berpalinglah dari orang-orang musyrik". (QS. Al An'am;106)

"Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu wahyu (Al-Quran) dengan perintah Kami. Sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah Al-Kitab (Al-Quran) dan tidak pula mengetahui apakah iman itu, tetapi Kami menjadikan Al-Quran itu cahaya, yang Kami tunjuki dengan dia siapa yang Kami kehendaki di antara hamba-hamba Kami. Dan sesungguhnya kamu benar-benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus". (QS. Asy Syura: 52)

"Dan kamu tidak pernah mengharap agar Al-Quran diturunkan kepadamu, tetapi ia diturunkan karena suatu rahmat yang besar dari Rabbmu, sebab itu janganlah kamu sekali-kali menjadi penolong bagi orang-orang kafir". (QS. Al Qasas;86)

"Kami tiada mengutus rasul sebelum kamu melaikan beberapa orang laki-laki yang Kami beri wahyu kepada mereka (Wali),..." (Al Anbiya': 7)

"Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah)" (QS. Al An'am; 116)

Rabu, 24 Maret 2010

3. KEIMANAN

Al Qur’an dan Kitab nyata

"Sesungguhnya orang - orang yang beriman itu hanyalah mereka yang beriman kepada Allah dan Rasul-NYA kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah maka itulah orang-orang yang benar ".Qs Al Hujurat ; 15 .

Keimanan kalimat yang sangat sering kita dengar dan bicarakan tapi ternyata sangat sedikit mereka yang memahaminya. Kita banyak mendengar dan membaca pembahasan tentang keimanan akan tetapi mayoritas penjelasannya sangat minim sekali bahkan menyesatkan ,padahal keimanan itu adalah hal yang utama bagi hamba yang bertakwa. Seperti umat Islam saat inilah yang terjadi apabila Islam dengan pemahaman keimanan yang sangat minim atau bahkan lebih dari itu tidak memahami keimanan sehingga perbuatan syirik, musyrik ,kafir terjadi dimana-mana dan merupakan hal yang biasa. Betapa tidak mudahnya untuk mencapai keimanan yang haq sehingga Nabi Ibrahim sendiri meminta pembuktian kepada Allah seperti yang diberitakan disurat Al Baqarah ; 260 “Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata:“Ya Tuhanku, perlihatkanlah padaku bagaimana Engkau menghidupkan orang mati”. Allah berfirman: “belum yakinkah kamu. Ibrahim menjawab :”Aku telah meyakininya, akan tetapi agar hatiku tetap mantap (dengan imanku)…”. Melihat riwayat tersebut bahwa Nabi Ibrahim saja memerlukan bukti untuk keimanannya ,maka munculah satu pertanyaan pada diri kita “Benarkah saya sudah saya beriman ? ”.

Al Qur’an mengatakan betapa sangat utamanya keimanan “Kitab Al-Quran ini tidak ada keraguan padanya. Petunjuk bagi mereka yang bertaqwa yaitu, mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat…”Qs Al Baqarah ; 2,3 .Keimanan kepada yang gaib berada pada urutan pertama sebagai syarat hamba yang bertakwa ,sementara di firman Allah yang lain “Katakanlah tidak ada seorangpun dilangit dan dibumi yang mengetahui perkara ghaib selain Allah...“.Qs An Naml ; 65 .“Dan pada sisi Allahlah kunci-kunci semua yang ghaib. Tak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri…”Qs Al An’am ; 59 .Disinilah manusia dihadapkan dengan dua kenyataan yang sangat bertentangan yaitu dimana diwajibkan untuk beriman kepada yang ghaib (yang tidak tampak oleh mata) , sementara itu tidak ada yang mengetahui tentang ghaib kecuali Allah dan Allah sangat murka kepada manusia yang tidak menggunakan akalnya (Qs Yunus ; 100) . Otak manusia tidak akan percaya apabila sesuatu itu tidak tampak oleh mata /terbukti .Itulah sebabnya mengapa Allah menegaskan keimanan manusia adalah urusan Allah maka kita wajib PASRAH karena dijadikannya manusia itu beriman atau tidak beriman itu semua adalah hak Allah .

Manusia itu diciptakan oleh Allah sebagai makhluk yang ragu karena manusia dikaruniai akal ( otak ) yang selalu mengajak / melihat sesuatu secara ilmiah / nyata, tapi juga dikaruniai hati yang meyakini sesuatu yang tidak nyata / ilmiah. Kemudian otak itupun dibagi oleh Allah menjadi dua ; otak kiri untuk logika / ilmiah dan otak kanan untuk yang tidak logika / ilmiah .Sebenarnya yang terjadi adalah pertentangan didalam diri manusia dalam berkeimanan . Keimanan / keyakinan dibagi menjadi tiga tingkatan sesuai dengan hakekat penciptaan manusia yaitu tubuh ,nyawa /jiwa dan ruh dan masing - masing tingkatan tersebut mempunyai tempat dan keilmuannya didalam diri manusia yaitu :

1 .Tingkat pertama tempatnya adalah ditubuh / raga yang dikatakan dengan ilmu yakin dalam ilmu tasawuf disebut syareat (Qs At Takasur ; 5) .

2 .Tingkat kedua tempatnya adalah di hati (nyawa/jiwa) yang dikatakan dengan ainul yakin dalam ilmu tasawuf disebut tarekah (Qs At Takasur ; 7) .

3 .Tingkat ketiga tempatnya adalah di ruh yang dikatakan dengan haqqul yakin dalam ilmu tasawuf disebut hakikat (Qs Al Haqqah ; 51) .

Tingkat tertinggi dalam bertasawuf disebut ma’rifat /mukswa /bersatu dengan Allah dan Islam melarang umatnya ma’rifat di dunia demikian firman Allah di Qs Ali Imran ; 185 .Menurut sejarah mereka yang ma’rifat di dunia diantaranya adalah Nabi Khidir ,Sabdopalon dan Noyogenggong ,Syeh Siti Jenar dimana pada akhirnya mereka juga kembali kepada Allah .Saat ini sangat banyak ulama – ulama yang mengaku dirinya sudah mencapai tingkat ma’rifat bahkan muncul lagi tingkat diatas ma’rifat inilah diantaranya pembodohan yang terjadi pada umat Islam .Adapun penjabaran tingkat keimanan sebagai berikut :

1 .Ilmu yakin, inilah pada umumnya keimanan yang ada pada kebanyakan umat Islam yaitu keyakinan yang hanya sebatas perkataan dan perbuatan yang bersifat lahiriyah semata (ucapan dan tubuh) .Dalam sebuah riwayat diceritakan Nabi Muhamad bersabda “ Pada akhir zaman akan muncul kaum muda usia dan lemah akalnya, mereka bekata - kata seolah - olah mereka adalah manusia yang terbaik. Mereka membaca Al Qur’an tetapi iman mereka tidak sampai pada tenggorokan. Mereka keluar dari agama seperti anak panah yang mengenai buruannya. Apabila kamu bertemu dengan mereka, maka bunuhlah karena sesungguhnya membunuh mereka ada pahala disisi Allah pada hari kiamat “. Saat ini apa yang dimaksud oleh Nabi Muhamad banyak kita lihat di televisi atapun di masyarakat. Begitu banyak uztad / ulama muda dengan gaya bicaranya yang memikat dan enak didengar mereka begitu hafal dan fasih membaca ayat - ayat Al Qur’an tapi mereka sama sekali tidak memahami keimanan .Diberitakan Allah keimanan umat Islam pada masa Nabi Muhamad ,Allah berfirman :
“ Orang-orang Arab baduwi itu telah berkata, “kami telah beriman” katakanlah (kepada mereka) “kamu belum beriman,” tetapi katakanlah “kami telah tunduk”, “karena iman itu belum masuk kedalam hatimu dan jika kamu taat kepada Allah dan rasul – rasul Nya DIA, tiada akan mengurangi sedikitpun (pahala) amalamu ” .Qs Al Hujurat ; 14 . Melihat ayat tersebut bahkan Allah tidak menerima keimanan orang - orang Arab baduwi pada masa itu ,dimana mereka telah melaksanakan rukun Islam ( shahadat ,salat ,puasa ,zakat dan haji ) karena mereka belum memahami keimanan / keimanan belum ada di dalam hati mereka itulah mengapa diperintahkan untuk taat kepada Allah dan Rasul Nya .

2 .Ainul yaqin, yaitu keimanan yang sudah berada di hati (jiwa-nyawa) inilah keimanan yang selalu bertambah dan bertambah Allah berfirman “…dan barang siapa yang beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu ”.Qs Al Taqhabun ; 11 .Pada tingkat ainul yaqin maka kita sudah menggunakan mata, telinga dan mulut hati . Pada fase inilah banyak sekali manusia yang terjerumus kedalam tindakan /perbuatan syirik dan musyrik karena pada fase ini kita melakukan pembuktian untuk meyakinkan kepada akal tentang adanya /kebenaran tentang ghaib. Oleh karena itulah di tingkat ainul yaqin dibutuhkan seorang guru/wali mursyid yang akan mengajarkan dan membuktikan tentang gaib. Disinilah manusia jatuh dalam kesesatan karena tidak ada yang tahu tentang gaib kecuali Allah hal ini tercantum di Qs Al Jin ; 26 ,” Dia adalah Tuhan yang mengetahui yang gaib ,maka Dia tidak akan memperlihatkan kepada seorangpun tentang gaib itu “. Selama ini sangat banyak sekali penafsiran yang salah tentang ilmu / alam ghaib. Seperti yang kita lihat saat ini masyarakat menganggap bahwa ilmu /alam ghaib itu bisa diketahui /dicari dengan cara /laku ritual - ritual tertentu seperti dengan dzikir, membaca ayat – ayat tertentu, bertapa, sesajen dan lain -lain. Ilmu yang didapatkan dengan cara-cara seperti ini sebenarnya adalah ilmu sesat /ilmu jin, setan dan alamnya adalah alam astral /alam bawah /alam khayal /alam jin . Dan larangan Allah menggunakan ayat Al Qur’an untuk sihir /apapun disebutkan dalam Al Baqarah ;102 “…demi sesungguhnya mereka telah meyakini bahwa barang siapa yang menukarnya (kitab Allah) dengan sihir itu tiadalah baginya keuntungan diakherat dan amat jahatlah perbuatan mereka…” . Dengan melihat ayat-ayat tersebut maka sebetulnya tidak ada yang tahu tentang ilmu /alam ghaib kecuali Allah dan manusia juga dilarang menggunakan ayat -ayat Al Qur’an untuk kepentingan apapun selain pelajaran . Setiap perbuatan kafir ,musryk dan syrik maka setan lah yang ada di belakangnya . Apakah dan dimanakah alam gaib itu “Allah memegang jiwa manusia ketika matinya dan memegang jiwa manusia yang belum mati di waktu tidurnya .Maka Dia tahanlah jiwa manusia yang telah Dia tetapkan kematiannya .Dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditentukan “, Qs Az Zumar ; 42 ,jadi sebenarnya alam gaib itu adalah alam waktu kita tidur atau alam barzah dan alam akhirat ,alam yang tidak seorangpun dapat keluar dan masuk tanpa ijin Allah .

3 .Haqqul yakin, tingkat keimanan tertinggi pada manusia, keimanan yang tidak bisa digoyahkan yaitu keimanan yang berada didalam ruh manusia. Haqqul yakin tidak bisa dicari /dipelajari karena itu merupakan karunia Allah yang diberikan kepada para Nabi dan para Rasul seperti yang tertulis didalam firmannya “ Kecuali kepada Rasul yang diridhoi Nya …”. Qs Al Jin ; 27 ,dipertegas di firman yang lain “ dengan membawa keterangan - keterangan (mukjizat) dan kitab-kitab ,dan Kami turunkan kepadamu Al-Quran ,agar kamu menerangkan kepada umat manusia tentang apa yang telah diturunkan kepada mereka …”. Qs An Nahl ; 44 .Hanya kepada Rasul ,Allah memberikan karunia pemahaman ghaib / mukjizat , kitab - kitab Allah dan juga kitab Al Qur’an .Sebagai hujjah /bukti kerasulan , pembuktian tentang gaib dan diajarkan kepada umat Islam .Selain itu Allah juga memberikan karunia keyakinan yang haq dan karomah ( kemampuan ilmu gaib ) kepada Wali - Wali Allah yaitu ahli kitab yang kemudian turun wahyu Allah kepadanya .Allah berfirman ” Ingatlah ,sesungguhnya wali – wali Allah itu ,tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih hati “. “ Yaitu orang – orang yang beriman dan mereka selalu bertaqwa “. Qs Yunus ; 62 , 63 .Maka setelah Nabi Muhamad keimanan haqul yakin akan dikaruniakan Allah kepada Rasul Nya. Siapakah Rasul Allah tersebut ,Allah berfirman ;

Sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang – orang yang beriman ketika Allah mengutus diantara mereka seorang Rasul dari golongan mereka sendiri ,yang membacakan kepada mereka ayat – ayat Allah ,membersihkan jiwa mereka dan mengajarkan kepada mereka al kitab dan al hikmah .Dan sesungguhnya sebelum itu mereka adalah benar – benar dalam kesesatan yang nyata “. Qs Ali Imran ; 164 .Utusan Allah tersebut adalah orang Indonesia sendiri ,sebagai Al Furqan /pembeda antara agama Islam dengan agama Islam musyrik .

Maka jelaslah bahwa sholat ,zakat ,puasa ,haji dan semua amalan – amalan umat Islam akan sia –sia apabila tanpa didasari keimanan yaitu: keimanan kepada

Rasul ,keimanan kepada Nabi dan keimanan kepada Al Qur’an .Hanya dengan beriman kepada tiga (3) inilah umat Islam dapat bertaqwa kepada Allah .

” Dan ingatlah akan hari ketika Kami bangkitkan kepada tiap – tiap umat seorang saksi atas mereka dari mereka sendiri (Rasul) ,dan Kami datangkan kamu (Muhamad) menjadi saksi atas seluruh umat manusia . Dan Kami turunkan kepadamu Al Qur’an untuk menjelaskan segala sesuatu…” .Qs An Nahl ; 89 .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar